Rassululloh S..A.W bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ [رواه البخاري ومسلم]
Merujuk firman ALLOH S.W.T dan sabda Rasululloh S.A.W di atas, sebagai umat Islam tentunya kita akan berhati-hati dalam menggunakan lisan kita agar tidak menimbulkan fitnah. Kebiasaan berkata-kata yang baik akan membentuk perilaku yang baik pula. Sebagai umat Islam akan selalu menggunakan hati nuraninya saat lisannya berbicara. Kehati-hatian umat Islam menjadikan kebiasaan untuk membuat statement yang zero fitnah. Kebiasaan itu akan tampak manakala mengalami sesuatu kejadian dan mengalami sebuah peristiwa yang menimpanya. Respon yang keluar adalah sebuah kalimat yang thoyib, dan bukan rangkaian kata-kata serapah yang sering kita dengar. Dan pada akhirnya umat Islam yang bertaqwa akan selalu mengucapkan kata-kata yang membuatnya selamat fiddunya wal akhirah,, serta menghindari kalimat-kalimat yang kotor dan akan lebih baik diam daripada mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat sama sekali.
Kalimat yang baik yang akan menyelamatkan umat islam dapat kita jabarkan menjadi 7 ucapan khoir, yang diantaranya: sebagai berikut:
1.Sebelum memulai pekerjaan membaca
“Bismillahirrohmannirrohim”.
Ucapan yang baik sebelum melakukan sesuatu aktivitas akan mendapatkan keberkahan apabila kita awali dengan kepasrahan kepada ALLOH S.W.T, Bismillah yang lazim disebut bacaan Basmalah apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa kita "Dengan menyebut nama ALLOH" tidak lain hanyalah dalam rangka bertabarruk (mencari keberkahan) kepada ALLOH S.W.T.
Mengucapkan basamalah pada amalan-amalan yang bernilai, merupakan bimbingan ALLOH Subhanahu Wata'ala terhadap para nabi-Nya. Sebagaimana yang Allah Subhanahu Wata'ala kisahkan dalam Al Qur'anul Karim tentang Nabi Nuh 'alaihis salam ketika mengajarkan kepada umatnya membaca basmalah disaat berlayar atau berlabuh.
Ketika Rasululloh Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengirim beberapa risalah dakwah ke negeri-negeri kafir seperti negeri Romawi. Beliau mengawali risalahnya dengan “Basmalah”. Hal ini juga dipraktekkan pula oleh Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq. Ketika beliau radhiallahu 'anhu menulis risalah tentang zakat yang ditujukan untuk penduduk negeri Bahrain, beliau memulainya dengan “Basmalah” (Lihat HR. Al Bukhari no. 1454).
Suatu pengajaran dan pembelajaran kepada umat manusia, bahwa barakah itu hanya milik ALLOH Subhanahu Wata'ala. Sehingga permohonan barakah itu hanya ditujukan kepada ALLOH S.W.T semata. Karena selain ALLOH S.W.T tidak bisa memberikan barakah.
Dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membaca:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun."
(HR. At Tirmidzi no. 3310, dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)
(Bersambung)